Rabu, 18 Juli 2018

Pesona Erau Adat Kutai International Folk Art Festival


Hai semua, apa kabar? Sudah punya acara di akhir bulan ini? Kalau belum, yuk kita ke Erau Adat Kutai and International Folk Arts Festival (EIFAF) 2018. Festival ini akan digelar mulai dari tanggal 21 Juli sampai dengan 29 Juli 2018 di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Di festival ini akan ada banyak sekali kegiatan yang bisa kita ikuti, khususnya prosesi upacara Erau adat Kutai. Dan karena acaranya bakal sangat menarik, festival budaya adat Kutai, Erau ini, harus masuk dalam agenda kunjungan kamu akhir bulan Juli tahun ini.

Tapi tak hanya pesona adat budaya tanah air atau Erau saja yang bisa kita lihat, melainkan budaya-budaya dari mancanegara juga akan hadir di festival ini. Seperti yang dikatakan oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya, Erau Adat Kutai and International Folk Arts Festival ini merupakan fakta dan  sebuah warisan sejarah dan budaya yang harus terus dikembangkan. Dan meminta agar festival ini dapat bersaing hingga ke level international. EIFAF ini dapat menjadi magnet yang kuat dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kutai Kartanegara, imbuhnya (12/7).

Tahun lalu kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 1.450.748 orang, tahun ini diharapkan lebih banyak lagi wisatawan yang datang, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Dan jadikan event Erau Adat Kutai and International Folk Arts Festival ini jendela dunia untuk mengenal Indonesia, sambungnya. Menteri Pariwisata Arief Yahya juga menambahkan, festival EIFAF ini adalah perhelatan budaya, dan sudah seharusnya Kutai Kartanegera fokus pada brand, apalagi melihat Kukar memiliki potensi besar di bidang pariwisata dengan keindahan alam. Tagline nature, culture, dan adventure dirasa tepat untuk pariwisata Kutai Kartanegera. Ujar Arief Yahya

Erau Adat Kutai and Folk International Arts Festival, menjadi festival budaya Kutai Kartanegara yang selalu ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Hal ini dikatakan pula oleh Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kutai Kartanegara, Sri Wahyuni. Kegiatan ini telah menjadi Calender of Event Nasional. Ia juga mengingatkan bahwa pada tahun 2016, EIFAF mendapat penghargaan sebagai Festival Budaya Terpopuler di ajang Anugerah Pesona Indonesia. Diselenggarakan setiap tahun di minggu ke tiga dan ke empat di bulan Juli. Karena menurutnya, pekan-pekan terakhir di bulan Juli merupakan masa-masa puncak liburan wisatawan dalam dan luar negeri.
Begitupun untuk perhelatan EIFAF 2018. Penyelenggaraannya akan dilaksanakan di akhir bulan ini. Selama 8 hari, dari tanggal 21-29 Juli 2018, festival EIFAF akan disorot dengan berbagai penampilan aktraksi menarik, termasuk Parade Budaya International. Dalam parade ini akan menampilkan kostum-kostum tradisional dari negara peserta dan juga kesenian rakyat mancanegara, yang tergabung di bawah bendera CIOFF (International Council of Organization of Folklore Festivals and Folk Art). Erau Adat Kutai and International Folk Arts Festival ini sendiri tercatat sebagai salah satu dari ratusan event International Folk Arts Dunia di bawah bendera CIOFF yang bermarkas di Paris, Francis. Delegasi yang akan tampil dalam EIFAF 2018 ini berasal dari 9 grup, di antaranya dari Bulgaria, Slovakia, Polandia, China Taipei, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan India.

Tak hanya berasal dari 9 grup yang sudah disebutkan, delegasi kesenain dari negara-negara Afika yang tergabung dalam Uni  Afrika juga akan hadir di EIFAF 2018. Hal ini berkat kerjasama dengan Duta Besar Republik Seychelles dengan Asean. Delegasi-delegasi Kesenian Rakyat dari Mancanegara tersebut akan berbagi panggung bersama kelompok-kelompok kesenian daerah di Indonesia. Diantaranya dari Yogyakarta, Gunung Kidul, Sleman, Bantul, Kulon Progo, Malang dan Sijunjung. Nantinya akan ada 93 grup kesenian daerah dari Paguyuban Kutai, yang tentunya bakal meramaikan perhelatan Festival Budaya Erau Adat Kutai and International Folk Arts 2018 ini.

Pagelaran EIFAF 2018 ini akan dibuka dengan Kirab Budaya International pada tanggal 21 Juli 2018, pukul 9-12 siang waktu setempat (WIT). Bertempat di Halaman Gerbang Raja – Halaman Kedaton Kutai Kartanegara. Malamnya dilanjut dengan makan bersama di halaman Kantor Bupati Kukar. Esok paginya, tanggal 22 Juli 2018, akan dilangsungkan prosesi Mendirikan Ayu, yakni sebuah tradisi untuk mendirikan sebuah tombak pusaka milik kerajaan Kutai Kartanegara di Keraton Kutai Kartanegara.



Prosesi tersebut menandai dimulainya Festival Kesenian Rakyat International VI dalam rangka Erau Adat Kutai. Seremoni ini dilakukan di Stadion Rondong Demang, Tenggarong. Setelah itu ada peninjauan ke Pameran Expo atau Bazar Rakyat yang digelar di Lapangan Parkir Stadion Rondong Demang Tenggarong. Pameran Expo ini bisa dikunjungi selama acara Erau berlangsung, tepatnya dari tanggal 22-28 Juli 2018 Di hari yang sama siangnya tamu-tamu undangan akan dijamu makan siang di Pendopo Odah Etam. Nah, jamuan-jamuan makan ini disebut pesta rakyak tradisional Beseprah, yakni makan bersama kerajaan dengan lapisan masyarakat atas undangan pihak kerajaan/keraton.

Sore harinya, selama 1 jam dari pukul 16.00 – 17.00 WIT, bertempat di Keraton Kutai Kertanegara, berlangsung upacara Beluluh. Beluluh berasal dari kata Buluh dan Luluh yang berarti musnah. Upacara Beluluh adalah sebuah ritual yang dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan dan mensucikan Sultan atau Putra Mahkota dari berbagai unsur jahat/buruk, baik yang terlihat maupun yang tidak. Lalu malam harinya dilanjutkan dengan tradisi Bepelas, masih di Keraton Kutai Kartanegara. Bepelas ini merupakan rangkaian ritual sakral di upacara Erau. Dimana Sultan dan Putra Mahkota akan berjalan menuju Tiang Ayu dengan berpegangan pada Kain Cinde dan Tali Juwita.

Selama Bepelas berlangsung, akan ditandai dengan suara dentuman dari luar Keraton. Dentuman ini berasal dari Meriam yang ada di pelataran Keraton. Sementara itu di Panggung Lapangan Basket Timbau, Erau Expo, digelar pertunjukan Pentas Seni Budaya International, mulai pukul 20.00-22.00 WIT setiap malamnya sampai tanggal 27 Juli 2018. Dan selama Erau berlangsung, selama 8 hari digelar, acara Beluluh dan Bepelas ini akan selalu dilaksanakan setiap sore dan malam harinya. Terutama untuk Bepelas sampai di malam terakhir upacara Erau (28/07). Di hari ketiga, 23 Juli 2018, berlangsung perlombaan permainan dan olah raga tradisional di Lapangan Pemuda, Parkiran Pulau Kumala. Dan bersamaan dengan itu pula ada Pembukaan Festival Kuliner di Stadion Rondong Demang Tenggarong.

Di hari-hari selanjutnya, beragam kegiatan tak kalah menarik untuk diikuti, seperti pertunjukkan Folk Art International di jalan di Pulau Kumala, yang berada di tengah-tengah Sungai Mahakam. Jangan lupakan juga untuk menyaksikan Upacara Adat Suku Dayak, di Lapangan Basket Timbau, Pulau Kumala. Acara yang dimulai pukul setengah 2 siang waktu setempat berlangsung selama 3 hari, dari tanggal 26-28 Juli 2018. Tak hanya itu saja, banyak sekali kegiatan lainnya, seperti pemilihan teruna cilik, lomba fashion adat kanak Kutai. Dan mengikuti semua prosesi upacara Erau. Di hari terakhir, sebagai penutup Upacara Erau Adat Kutai and International Folk Arts Festival, jangan lupa untuk turun mengikuti Upacara Ngulur Naga dan Belimbur.


Erau Adat Kutai and International Folk Arts Festival akan menampilkan beragam kegiatan budaya daerah dan mancanegara selama 8 hari, di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dari tanggal 21-29 Juli 2018. Yang menarik tentu saja mengikuti keseluruhan berbagai prosesi ritual Erau, dari mulai Beluluh, sebagai tanda dimulainya Erau, Mendirikan Ayu, Menjamu Banua, Bepelas, Beseprah, Mengulur Naga hingga Belimbur, di hari terakhir Upacara Erau. Dan Merebahkan Ayu, sebagai penutup dan tanda telah berakhirnya Upacara Erau adat Kutai dan juga kesenian rakyat international

Ada banyak kesenian rakyat international yang ditampilkan dari grup-grup kesenian mancanegara, di antaranya dari Thailand, Slovakia, India, Polandia, Bulgaria, Korea Selatan, China dan juga negara-negara dari Afrika.Salah satu tempat digelarnya rangkaian acara EIFAF 2018 adalah Pulau Kumala. Sebuah Delta di tengah sungai Mahakam. Pulau yang luasnya mencapai 76 hektar ini adalah taman rekreasi yang memadukan teknologi modern dan budaya tradisional.

Jika kamu sedang berkunjung ke Kalimantan Timur, sempatkanlah berkunjung ke sini, selain menjadi tempat pertunjukkan kesenian rakyat international selama EIFAF berlangsung. Pulau Kumala ini instragamble sekali. Ada banyak spot menarik untuk dijadikan objek foto, salah satunya patung Lembuswana, sebuah ikon khas yang ada di Kalimantan Timur. Lembuswana ini adalah hewan mitologi rakyat Kutai yang hidup sejak jaman kerajaan Kutai.

Di pulau yang menyerupai bentuk kapal ini kita juga akan menjumpai rumah adat Dayak Lamin yang berdiri kokoh dengan ukiran-ukiran khas Dayak Lamin. Rumah Lamin ini sebagai identitas masyarakat Dayak di Kalimantan Timur. Pulau Kumala bisa jadi alternative destinasi wisata menghabiskan masa liburan bersama keluarga jika sedang di Kalimantan Timur. Karena ada banyak wahana permainan untuk dicoba. Ada jet coaster, bombom car, gokart dan lainnya. Kita juga bisa menikmati keindahan panorama Tenggarong dari menara puncak Sky Tower, sebuah planetarium untuk melihat pemandangan di Pulau Kumala dan kota Tenggarong.

Terdapat pula aquarium yang menampung ikan pesut, yang merupakan spesies lumba-lumba air tawar. Ikan pesut ini banyak terdapat di sungai Mahakam, hewan ini ditetapkan menjadi faunan identitas Propinsi Kalimantan Timur. Jika ingin menuju ke Pulau Kumala ini, ada banyak alat transportasi yang bisa dimanfaatkan. Seperti perahu, kereta gantung ataupun melalui jembatan Repo-repo. Dan kita bisa berkeliling pulau dengan mobil wisata. Selain Pulau Kumala, ada satu tempat penting yang menjadi lokasi acara Erau Adat Kutai and International Folk Arts Festival, yakni Museum Mulawarman.

Museum ini dibangun pada tahun 1963, sebagai pengganti istana sebelumnya yang terbakar. Di sini juga dibangun Balai Kedaton, sebagai tempat kediaman Sultan. Masih di sekitar Museum/Keraton Mulawarman, berdiri kokoh Masjid Jami’ Adji Amir Hasanoeddin. Masjid yang dibangun tahun 1874 pada masa Raja Sultan Sulaiman ini merupakan saksi sejarah masuknya agama Islam di Kutai. Di dalam Museum Mulawarman yang menjadi lokasi utama acara Erau Adat Kutai and International Festival Folk Arts Festival, banyak menyimpan benda-benda bersejarah, yang pernah digunakan oleh Kesultanan Kutai Kartanegara.

Di antaranya seperti prasasti Yupa, Singgasana Raja, Patung Lembuswana, koleksi-koleksi keramin, Ulap Doyo dan berbagai macam benda-benda lainnya yang bernilai sejarah. Atau bisa juga mengunjungi Taman Nasional Kutai ataupun objek-objek wisata lainnya di Kutai Kartanegara, seperti Desa Brubus di daerah Muara Kaman yang masih dijumpai sisa-sisa peninggalan kerajaan Hindu di Kutai. Jadi selama di Kutai Kartanegara selain menyaksikan perhelatan EIFAF yang menarik untuk diikuti, ada destinasi wisata lain yang bisa kita jelajahi untuk menambah pengetahuan tentang sejarah. Tenang, di Kutai kita juga bisa menikmati beragam kuliner khas Tenggarong, seperti Gangan Masak Asam Keladi, Gence Haruan, Gence Lais, Sate Payau dan Sambal Raja yang sangat terkenal di Kalimantan Timur.


*Catatan:
Postingan ini dibuat oleh @melfeyadin untuk bahan posting twitter event EIFAF, dan pernah di posting serentak di paltform twitter oleh teman-teman genpi menggunakan hastahg #PesonaEIFAF2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah lewat sini